Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, kembali menjadi pusat perhatian dunia dengan kebijakan agresifnya dalam mengendalikan arah ekonomi nasional serta memperkuat pengaruh geopolitik China di tengah ketidakpastian global. Dalam masa jabatannya yang telah memasuki periode ketiga, Xi semakin menunjukkan visi jangka panjang untuk menjadikan China sebagai kekuatan dominan abad ke-21.
🏛️ Kepemimpinan Tanpa Tandingan
Xi Jinping memimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) dengan otoritas yang semakin terkonsolidasi sejak ia menjabat pada 2012. Amandemen konstitusi tahun 2018 yang menghapus batas masa jabatan presiden memungkinkannya untuk terus menjabat tanpa batas waktu. Pada Kongres Nasional PKT 2022, ia dikukuhkan untuk masa jabatan ketiga—hal yang belum pernah terjadi sejak era Mao Zedong.
Sebagai Sekretaris Jenderal PKT dan Ketua Komisi Militer Pusat, Xi mengendalikan tiga posisi kunci negara sekaligus: partai, pemerintahan, dan militer.
📉 Tantangan Ekonomi dan Penanganan Krisis
Tahun 2025 menandai momen kritis bagi ekonomi China. Xi menghadapi tekanan deflasi, perang harga di sektor energi dan teknologi, serta krisis properti yang belum tuntas. Pemerintahannya merespons dengan:
- Mengontrol kompetisi harga tak sehat, terutama di sektor kendaraan listrik dan energi terbarukan.
- Menggenjot investasi publik dengan menerbitkan obligasi senilai 3 triliun yuan untuk pembangunan infrastruktur dan teknologi.
- Mendorong konsumsi domestik dan sektor UMKM melalui reformasi hukum dan subsidi fiskal.
- Memperkuat program Made in China 2025 dan swasembada teknologi di tengah sanksi dari negara Barat.
Xi juga memimpin kampanye nasional untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan stabilitas sosial, lewat slogan: “Pembangunan berkualitas tinggi untuk masa depan rakyat.”
🌍 Strategi Geopolitik dan Diplomasi Agresif
Dalam arena internasional, Xi Jinping memperluas jangkauan diplomatik:
- Menjalin aliansi baru dengan Rusia, Iran, dan negara-negara BRICS sebagai tandingan dominasi Barat.
- Memperkuat pengaruh di Asia Tenggara lewat investasi Belt and Road Initiative (BRI).
- Meningkatkan tekanan terhadap Taiwan, sembari menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.
- Memainkan peran kunci dalam konflik regional, seperti perdamaian di Laut China Selatan dan negosiasi perdagangan global.
🧱 Politik Dalam Negeri: Stabilitas di Atas Segalanya
Xi mengedepankan konsep “keamanan nasional menyeluruh” yang mencakup stabilitas politik, sosial, ekonomi, dan ideologis. Ia memperketat pengawasan media, internet, hingga kampus—dengan dalih mencegah pengaruh ideologi asing dan menjaga harmoni sosial.
Kampanye anti-korupsi yang telah berlangsung lebih dari satu dekade masih berjalan ketat, membersihkan birokrasi sekaligus memperkuat loyalitas terhadap pusat kekuasaan.
🔮 Arah Kepemimpinan ke Depan
Xi Jinping diperkirakan akan terus berkuasa hingga akhir dekade ini. Analis menyebutnya sebagai arsitek “China baru” yang lebih tertutup namun lebih ambisius secara teknologi dan militer.
Meskipun banyak menuai pujian atas stabilitas dan kemajuan ekonomi, Xi juga dikritik atas kurangnya ruang demokrasi, represi terhadap minoritas, dan pendekatan agresif terhadap wilayah-wilayah sengketa.
✅ Kesimpulan
Xi Jinping adalah figur dominan dalam politik global saat ini. Kepemimpinannya membentuk ulang wajah China: dari negara industri berkembang menjadi negara adidaya teknologi dan militer. Dengan pendekatan terpusat, strategi jangka panjang, dan pengaruh lintas sektor, Xi telah menempatkan dirinya sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern China. Namun tantangan dari dalam dan luar negeri akan terus menguji ketahanan visi dan model kepemimpinannya.