Jakarta, 9 Juli 2025 – Laporan terbaru dari Lembaga Riset Lingkungan Hidup Nasional (LRLHN) mengungkapkan temuan mengejutkan: mikroplastik kini terdeteksi di lebih dari 80% sampel air minum kemasan dan keran di Indonesia. Kandungan partikel plastik mikroskopik tersebut dinilai telah mencapai ambang bahaya untuk kesehatan jangka panjang, terutama di wilayah perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.
🧪 Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari berbagai sumber, termasuk:
- Degradasi botol plastik,
- Pecahan ban kendaraan,
- Limbah kosmetik dan deterjen,
- Serat tekstil sintetis.
Partikel ini lolos dari proses penyaringan air biasa dan akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui air minum, makanan laut, bahkan udara.
💧 Temuan di Air Minum: Fakta Mengerikan
LRLHN bersama tim peneliti internasional menganalisis 120 sampel air dari 12 kota besar di Indonesia. Hasilnya:
- 92% air keran mengandung mikroplastik
- 76% air galon isi ulang terdeteksi plastik polipropilena dan PET
- Rata-rata satu orang Indonesia menelan 3,5 gram plastik mikro per minggu — setara dengan satu kartu ATM!
🧬 Dampak Kesehatan: Ancaman yang Tak Terlihat
Menurut dr. Laila Hartono, spesialis toksikologi lingkungan dari RSCM, mikroplastik dapat membawa senyawa berbahaya seperti BPA, ftalat, dan logam berat. Dampaknya mencakup:
- Gangguan hormon dan endokrin
- Potensi kanker jangka panjang
- Masalah pencernaan dan inflamasi usus
- Penurunan kesuburan
“Yang mengkhawatirkan, partikel ini tidak bisa diurai tubuh dan terus terakumulasi dari waktu ke waktu,” jelas dr. Laila.
🏭 Industri dalam Sorotan
Sebagian besar pencemaran berasal dari industri plastik sekali pakai, pengolahan limbah yang buruk, dan minimnya regulasi terhadap produsen air minum. Meskipun ada aturan SNI, belum ada standar nasional terkait batas mikroplastik dalam air minum.
Greenpeace Indonesia menyerukan kepada pemerintah untuk:
- Menetapkan ambang batas mikroplastik nasional
- Mempercepat penerapan teknologi reverse osmosis dan karbon aktif
- Mendorong pengurangan plastik dari sumbernya
🚰 Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?
Meski tantangan besar bersifat sistemik, masyarakat tetap dapat mengambil langkah kecil seperti:
- Gunakan filter air tersertifikasi
- Hindari konsumsi air botolan sekali pakai
- Kurangi plastik dalam rumah tangga
- Tekan produsen untuk transparan soal uji mikroplastik
📌 Kesimpulan
Krisis mikroplastik bukan lagi sekadar isu lingkungan, tapi ancaman langsung bagi kesehatan masyarakat. Dengan temuan terbaru ini, Indonesia berada pada titik kritis untuk segera bertindak. Tanpa intervensi serius dari pemerintah, akademisi, dan industri, masa depan air bersih nasional bisa berada dalam bahaya besar.
“Setiap tegukan yang kita minum bisa menyimpan partikel tak kasatmata yang membunuh pelan-pelan,” tutup laporan LRLHN.