
Pada tahun 2025, China menghadapi dua tantangan ekonomi utama: deflasi yang berkepanjangan dan krisis properti yang mendalam. Kedua fenomena ini saling terkait dan menekan perekonomian negara tersebut.Financial Times+20Bloomberg Technoz+20https://www.idxchannel.com/+20YouTube
📉 Deflasi Berkepanjangan
Indeks Harga Produsen (PPI) China mengalami penurunan selama 33 bulan berturut-turut hingga Juni 2025, mencatatkan penurunan 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun Indeks Harga Konsumen (CPI) sedikit meningkat, tekanan harga tetap rendah, mencerminkan lemahnya permintaan domestik dan ketidakpastian ekonomi global .
🏚️ Krisis Properti yang Mendalam
Pasar properti China masih terpuruk, dengan harga rumah baru diperkirakan turun 5% lagi pada 2025. Penjualan rumah baru diperkirakan turun 10% berdasarkan wilayah, meskipun pemerintah telah meluncurkan paket stimulus untuk meningkatkan pasar properti .Bisnis.com
Krisis ini dimulai pada 2021 setelah Evergrande dan pengembang besar lainnya gagal memenuhi kewajiban utang mereka. Sejak itu, 34 dari 50 pengembang properti terbesar di China telah gagal bayar utang mereka .WikipediaWikipedia+1Wikipedia+1
🔄 Dampak Ekonomi dan Sosial
Deflasi dan krisis properti menyebabkan penurunan kekayaan rumah tangga, mengurangi konsumsi, dan meningkatkan pengangguran, terutama di kalangan pemuda yang mencapai 14,5% . Kebijakan stimulus pemerintah belum berhasil memulihkan kepercayaan konsumen dan investor.Reuters
🔮 Prospek Pemulihan
Goldman Sachs memperkirakan harga rumah dapat turun 10% lagi sebelum mencapai titik terendah pada 2027. Namun, pemulihan diperkirakan akan dimulai di kota-kota besar sekitar akhir 2026 .Business Insider+1AOL+1
Untuk mengatasi tantangan ini, China perlu melakukan reformasi struktural, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mendiversifikasi perekonomian untuk mengurangi ketergantungan pada sektor properti.