Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang dikenal sebagai “Liberation Day,” yang memberlakukan tarif dasar 10% pada hampir semua impor, dengan tarif tambahan hingga 50% untuk negara-negara tertentu seperti China dan Uni Eropa. Pengumuman ini langsung mengguncang pasar saham global, memicu penurunan tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak krisis keuangan 2020.Wikipedia+1Blog Bibit+1
📉 Kejatuhan Pasar Saham Global
Setelah pengumuman tersebut, pasar saham AS mengalami penurunan signifikan. Pada 3 April, Indeks S&P 500 turun lebih dari 4,8%, Nasdaq Composite kehilangan lebih dari 1.000 poin (5,97%), dan Dow Jones Industrial Average jatuh 1.679 poin (3,98%). Pada 4 April, penurunan berlanjut dengan Dow Jones turun 2.231 poin (5,5%), S&P 500 turun 5,97%, dan Nasdaq Composite turun 5,8%, memasuki wilayah pasar beruang (bear market) .Wikipedia+2Wikipedia+2Wikipedia+2Wikipedia+1Wikipedia+1
Dalam dua hari pertama setelah pengumuman, lebih dari $6,6 triliun nilai pasar hilang, menjadikannya kerugian dua hari terbesar dalam sejarah pasar saham AS. Indeks volatilitas CBOE (VIX) melonjak ke 45,31, level tertinggi sejak krisis keuangan 2020 .Wikipedia
🌐 Dampak Global
Kebijakan tarif ini tidak hanya mempengaruhi AS, tetapi juga pasar global. China membalas dengan tarif 34% terhadap barang-barang AS, sementara Uni Eropa mengancam akan memberlakukan tarif hingga 30% jika tidak ada kesepakatan. Negara-negara lain juga mulai menyesuaikan kebijakan perdagangan mereka, meningkatkan ketidakpastian ekonomi global .
Industri-industri yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, seperti otomotif, teknologi, dan manufaktur, mengalami tekanan berat. Perusahaan-perusahaan besar seperti Boeing dan Apple mengalami penurunan tajam dalam nilai saham mereka .Info Kekinian+5iStockPhoto.com+5Blog Bibit+5
📈 Respons Pasar dan Pemulihan
Pada 9 April, Trump mengumumkan penangguhan sementara tarif tambahan selama 90 hari untuk semua negara kecuali China, yang tarifnya tetap dinaikkan menjadi 145%. Pengumuman ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami rebound signifikan .Wikipedia+2Wikipedia+2Wikipedia+2Wikipedia
Namun, ketidakpastian tetap tinggi. Investor khawatir bahwa ketegangan perdagangan yang berkelanjutan dapat mengarah pada resesi global. Beberapa analis memperingatkan bahwa meskipun pasar mengalami pemulihan sementara, risiko jangka panjang tetap ada .
🔮 Prospek Masa Depan
Kebijakan tarif Trump telah mengubah lanskap perdagangan internasional dan menyoroti kerentanannya terhadap kebijakan proteksionis. Pasar saham global telah menunjukkan volatilitas yang tinggi, dan investor harus tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan perdagangan dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Sementara itu, beberapa negara mulai mencari alternatif perdagangan dan memperkuat aliansi regional untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Perkembangan ini dapat membentuk kembali peta perdagangan global dalam beberapa tahun ke depan.